Dua Linimasa Berbeda

December 31, 2017
Oleh: Nadya R Syahputri

Aku sudah beranjak dari area peperangan

Area yang membuktikan bahwa aku berada ditengah

Kalah ? tidak jua, menang ? tak sampai

Sebuah peperangan ilusi yang ku tak ketahui siapa dalangnya

Korban saja yang kulihat, ku lebih memilih beranjak

Bukan aku pengecut, kurasa ini bukan areaku

Tapi mengapa aku terhunus ?

Disebuah linimasa aku terlupa, siapa yang berada di arena dia adalah pemain

Pemain yang tak pernah terbesit, keras kepala lalu terhunus.

Sebuah linimasa yang kususun rapi menjadi cerita

Di lini yang lain, aku berjalan tanpa menghiraukan ombak berdebur

Tanpa menghiraukan angin bertiup, bahkan petir menyambar

Terus saja kuberjalan dengan sisa luka hunus yang kubawa

Aku terlalu mencintai semesta ini dibanding apapun

Menjadi naif begitu asik

Hingga angin membawa masa menyadarkanku

Aku tersenyum simpul atas segalanya, mulai tersadar namun ku enggan

Sudah terlalu lama bunga ini kuncup, bukan angkuh !

Sudah terlalu lama kuberjalan tanpa petunjuk arah

Aku tak butuh petunjuk itu, aku hanya butuh pembacanya

Semesta terlalu besar untuk kubaca sendiri.

Saling membaca dan bersama tuliskan di bentang horizontal semesta.

Memupuk ucapan suci menembus langit tegak vertikal

 

 

Image source from here

Tags: , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *