oleh: Nadya Syahputri
Titik air melesat, membumi . . .
Pertama kali aku menemuinya
Sempat ku tak mengingat titik air ini menyentuh bumi
Hingga kuingat kapan terakhir kali aku menemuinya
Hanya terdapat titik air di tanah tinggi
Tidak !
Aku tertukar!
Ini embun yang selalu menyapa dengan pesan kabut
Namun ini tak seperti terakhir kali aku bertemu
Titik air ini pernah membawa pesan
Pesan ilusi yang tak capai mafhum
Kala titik air saling beradu
Kubaca hanya selembar daun
Ya, daun . . .
Yang hanya menerima mereka dan terbiarkan pergi karena terik
Terik sahaja aku berkawan
Terlupa antara titik air
Ketika hadirnya dihari yang tak biasa
Buta daun akan pesan
Tuli daun akan rinai
Bisu daun akan sapa
Kali pertama ia datang, hambar rasa diolah
Tertutup masa
Tertimbun, kian jauh . . .
*Featured Image is taken from here
Tags: embun, hilang, hujan, oktober, puisi